Minggu, 06 Desember 2015

Jalan jalan 12 jam di Singapura

Assalamu'alaikum, Hai! Saya mau cerita pengalaman waktu di Singapura. Gak lama sih, setengah hari aja. But at least, alhamdulillah sudah pernah menginjakkan kaki di sana hehehe. 

Singapura menjadi salah satu tujuan wisata favorit orang Indonesia, ya karena dekat pulaknya :D
Orang2 disana hidup dengan sejahtera. Terbukti dengan angka kurs mata uang mereka yg termasuk tinggi. Negara ini tertib, bersih, dan nyaman. Tapi ukurannya kecil. Kalo di Indonesia, Singapura itu mungkin sebesar satu kota aja. Tapi, dari segi kemajuan teknologi, fasilitas, transportasi, pendidikan, dll masih jauh di depan kita. Jadi ada baiknya, kita juga berbenah diri lah ya, supaya gak ketinggalan kali. 
Sebenarnya ini throwback perjalanan comparative study Maret 2014 yg di adain sama HMJ BSI Unimed. Jadi yg berangkat ada sekitar 30 org, tujuannya Singapura - Malaysia - Thailand. Jadi baca juga cerita saya di dua negara lainnya ya. Kenapa saya baru nulis sekarang? Sila tanyakan pada rumput yg bergoyang.

Kami berangkat dari Kuala Namu dan tiba di bandara Changi sekitar pukul 10 pagi. Pertama kali nyampe di sana, sorry to say, kami sangat MGTT sekali :( (Meugampong That That). Itu pertama kalinya saya naik pesawat (tp kayaknya pas kecil pernah sih) dan juga pertama kali ke luar negeri, dan rasanya liat Singapura itu kayak lagi di negara lain gitu (yaiyalah -_-). It was so impressive for me to see the airport. Kami pun mulai ngantri di bagian imigrasi.




Ini cantik. Bola2 yg nggantung itu gerak2 berirama. 








Dan jalan mau keluar bandara itu aja lama kali, karena kawasannya memang besar. Kami harus beli tiket MRT (Mass Rapid Transit) untuk keluar dari bandara. Itu uda naik MRT aja masih dalam kawasan bandara. Ya secara,  bandara ini termasuk salah satu yg terbesar di dunia. 
Abis naik MRT bandara, kami naik MRT kota yg turun di stasiun2. Rutenya hampir sepanjang Singapura, dan bisa di cek dari peta kota yang di sediain di stasiun. Dari situ kita bisa liat pemandangan kota Singapura yg rapi, bersih, & tertib. Dan kayaknya emang keliatan kali sih kami foreigner nya, secara kami yg paling ribut di MRT. Orang2 Singapura nya mah cuek banget, ga ada satupun yg ngobrol di public transport manapun. Coba di Medan, pasti uda di tanyain, "Baru pulang kuliah dek? Mau kemana?" (kemudian di hipnotis).

Berhubung gak ada rencana buat nginap disana (dan pasti gak mampu juga sih, mahal bro!) jadi kami geret2 koper kemana2. FYI, jalan2 di sana itu enak banget. Orang2 disana terbiasa jalan kaki dan menggunakan transportasi umum yang banyak jenisnya, kayak MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), BRT (Bus Rapid Transit, yg bahkan bertingkat juga) dan taksi. Selama di sana, kami bolak balik naik bus, buat kemana2. Semua transportasinya memang bikin nyaman, karena pemerintah mereka bener2 serius buat menekan jumlah kendaraan disana dan memudahkan warga negaranya kemana2. Ini sekaligus mencegah kemacetan bro! Juga harga dan pajak kendaraan mereka itu mahal kali. Jadi kalo gak punya uang yang bisa disimpan sampai tumpah2, gak akan sanggup punya mobil di sana :D
Well, Indonesia juga punya lebih banyak transportasi umum sih, lebih bervariasi pun hehehe. Ada angkot, becak motor, becak dayung (di Medan masih banyak), ojek, bemo, transjakarta (nah, kalo ini cuma ada di ibukota), delman, dll. Masih menang kita lah berarti ya :D 
Selain moda angkutan umum kita banyak, kendaraan pribadi juga mendominasi jalan. Ini yg bikin jalan itu berasa sempit dan sesak. Kalo di Medan sendiri sering kali macet, karena udah la banyak angkot & becak, tambah pula mobil sama kereta. Jarak tempuh yg dekat berasa jauh, yg dari rumah udah cantik dan wangi, begitu nyampe berubah kumal. Akhirnya, malah stress sendiri di jalan :D



Balik ke cerita, saya cuma tukar uang 50$ Singapura, atau setara dengan 450ribu rupiah. Hampir setengah juta itu loh, tapi ga ada harganya di sana. Sedih hati adek bang :(
Selama di sana saya gak beli apa2, jadi uangnya paling buat ongkos transport aja. Soal makan? Gampang. Kawan udah bawak nasi, sambal teri sama rendang kering dari Medan, gak perlu khawatir lah hahaha. Sebenarnya, kalo mw beli makanan disana bisa aja sih, tapi ntah kenapa sayang aja uangnya. Kayaknya ntar bisa kepake buat yg lebih bermanfaat. Bener aja,  terakhir uangnya kepake 30$ buat naik bus Singapura-KL. Nasib nasib :(. Ujung2nya ga ada beli oleh2 dari sana deh. 


Ada layar raksasa di belakang. Berasa lagi dapat penghargaan gitu yak :D












Kami sempat mengunjungi landmarknya negara Singa ini, yaitu Merlion. But, unfortunately, Merlion nya lagi under construction karena katanya abis kena petir (ntah iya ntah gak ini). Kemudian sempat juga sih ke Universal Studio. Ya emang gak masuk ke wahananya juga sih, karena memang ga ada waktu untuk itu (bilang aja ga ada duit). Alhamdulillah sempat lah foto2 di depan globe itu.


Merlion nya lagi sakit

This is Marina Bay, yo!


Bg Irwan bersama patung Singapura "3 anak lebih baik"







Ini Merlion kecik, anaknya keknya






Kecapean abis jalan2 geret koper :D

Walaupun sebentar di Singapura, saya senang bisa jalan2 kesana, karena pemandangannya bagus. Tapi sejauh mata memandang cuma nampak gedung2 menjulang tinggi. Jadi seharusnya kita bersyukur, di Indonesia banyak wisata alam yg keren abis. Singapura walaupun cantik, tapi ya gitu2 aja. 2 hari aja di sana kelar jalan2nya.

Jam 10 malam, kami pun naik bus ke KL,  jadi malam itu kami tidur di bus. Busnya juga cantik, bertingkat alias double deck.  Kursinya kursi pijat, jadi kalo pengen di kusuk, tinggal tekan aja tombolnya. Ada tempat kaki dan colokan juga. Kalo ga salah ada wifinya juga sih. Ya wajar lah,  30$ gitu -_-

Nb : Kalo lagi di luar negeri dan ga aktifin paket roaming, mending non-aktifkan aja kartunya. Pengalaman saya sih, pulsa di hp abis kesedot orang yg nelfon ke no hp. Saya juga baru tau, walaupun yg nelfon orang, tp pulsa kita juga kemakan, karena kena tarif internasional. Mengenai internet, boleh beli simcard baru, atau ngandalin wifi yg ada.

Bersambung ke KL :D

Photo Credit : Nezayana Febriani, Reza Saputra Nasution (Nikon Coolpix L320 & Canon EOS 600D)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar